Friday, July 24, 2009

5. TAKTIK DAN TEKNIK PEPERANGAN IBLIS

Iblis menggunakan banyak sekali taktik didalam peperangan rohani; begitu banyaknya sehingga tidak mungkin didaftar satu per satu. Orang yang kurang mengenal perilaku Iblis, teristimewa yang tidak mengenal Tuhan Yesus mudah sekali terkecoh. Bahkan Iblis berkeinginan menyesatkan orang-orang pilihan juga [Mat.24:24]! Sebagai contoh, ada rohaniwan yang banyak 'berbuat baik', (namun sudah disesatkan Iblis), mengira bahwa kemampuan penyembuhan ajaib serta keahlian paranormal di dalam dirinya adalah karunia Tuhan! Jalan satu-satunya untuk tetap selamat dari intaian Iblis adalah selalu berjalan dibawah bimbingan Roh Yesus! Sekali lagi adalah selalu berjalan dibawah bimbingan Roh Yesus! Sekali lagi disini diingatkan pesan Tuhan Yesus untuk selalu 'berjaga-jaga dan berdoa', jaminan untuk tidak terjerumus kedalam pencobaan!

Pada bab ini direkam sekian banyak taktik yang biasa digunakan oleh Iblis, berdasarkan rekaman didalam Alkitab serta berdasarkan pengalaman pelayanan.

5.1. MENYAMAR

Ini adalah salah satu teknik yang paling tua; pertama kali digunakan di Taman Eden [Kej.3:1-11]. Dengan menyamar sebagai ular, Iblis mengecoh Adam dan Hawa sehingga mereka memakan buah terlarang itu, hal mana mengakibatkan mereka (-mati) rohani; mereka dan seluruh keturunan umat manusia!

1Sam.28, merekam bagaimana Iblis menyamar sebagai (almarhum) Samuel, memenuhi panggilan Raja Saul melalui wanita penyihir di En Dor. Peristiwa pemanggilan arwah ini adalah kekejian di hadapan Tuhan, sehingga Saul beroleh ganjarannya dari Tuhan (kematian yang tragis).

Sepanjang sejarah, Iblis biasa meniru arwah-nenek-moyang, sehingga milyard-an manusia tertipu, karena menganggap bahwa arwah nenek moyang masih menyertai mereka, untuk menolong yang menghormati atau mencelakakan yang tidak menghormati arwah nenek moyang. Akitab, di dalam berbagai ayat (lihat lampiran-1B) menyatakan bahwa orang mati tidak berurusan lagi dengan dunia di bawah matahari! Yang muncul sebagai arwah orang mati tidak lain adalah setan-setan kuburan yang menyamar!

Begitu pula perilaku orang yang dihormati, orang terkenal ('orang kuat', Mat.12:29) ditiru dengan tepat oleh Iblis, sehingga menghadapi seorang yang dirasuk 'arwah orang kuat', penonton serasa menghadapi pribadi itu sendiri, sehingga cenderung menghormati dan mematuhi setiap perintahnya. Contohnya: Prabu Siliwangi, Nyi Roro Kidul, Diponegoro, Sisimangaraja, Sunan Gunung Jati, dsb. seringkali ditiru (malaikat-) Iblis.

Karena kepandaian dan kebiasaan menyamar itu, tidaklah heran bila Iblis beroleh banyak gelar, a.l.:

  • 'ular-tua' [Kej.3:1;Wah.12:9];
  • 'bintang-timur', 'putera fajar', 'Lucifer' [Yes.14:12];
  • 'Beelzebul', si raja lalat [Mat.12:24];
  • 'penguasa dunia' [Yoh.12:31];
  • 'ilah zaman ini' [2Kor.4:4];
  • 'Belial' [2Kor.6:15];
  • 'si penggoda' [1Tes.3:5];
  • 'pendakwa' [Wah.12:10];
  • 'si jahat' [Mat.13:19];
  • 'pembunuh', 'pendusta', 'bapak segala dusta' [Yoh.8:44];
  • 'penguasa kerajaan angkasa' [Ef.2:2];
  • 'penguasa kegelapan' [Luk.22:53].

5.2. 'UNTA MASUK TENDA'

Nama ini dipilih untuk suatu taktik Iblis berbentuk proses yang berlangsung sangat perlahan-lahan, begitu lambatnya sehingga seseorang tanpa terasa sudah terseret atau terjerumus ke dalam cengkeraman Iblis.

Istilah 'unta masuk tenda' berasal dari cerita dari padang pasir, tentang seorang musafir bersama unta tunggangannya terserang badai pasir. Si musafir memasang tendanya, cukup untuk dirinya sendiri. Ia berlindung dalam tenda, sementara untanya tetap di luar, di tengah badai pasir itu.

Selang beberapa waktu, si musafir mendapati bahwa ternyata unta itu memasukkan hidungnya ke dalam tenda. "Biarlah hidungnya di dalam tenda", pikir si musafir. "unta ini perlu bernafas lega, supaya tidak mati. Kalau ia mati saya sendiri susah di tengah padang pasir ini". Jadi ia membiarkan hal itu. Beberapa lama berlalu, si musafir menjumpai bahwa mata si unta sudah berada di dalam tenda pula. "Betul juga", pikir si musafir, "kalau matanya rusak dipenuhi debu saya juga yang akan susah". Hal itupun dibiarkannya. Beberapa waktu berlalu lagi, dan si musafir mendapati bahwa bahwa seluruh kepala si unta sudah berada di dalam tenda! "Wajarlah!", pikirnya, "'kan telinga unta itu perlu juga dilindungi, supaya saya tidak susah nanti!'" Pada pemeriksaan berikutnya, ternyata kaki depan unta itu sudah masuk ke dalam tenda, begitu selanjutnya hingga akhirnya seluruh tubuh unta itu berada di dalam tenda, sedangkan si musafir sudah 'tergusur' ke luar tenda itu! Kesulitan demikian menimpa si musafir karena ia tidak dapat bersikap tegas!

Taktik 'unta masuk tenda' memang sangat sering digunakan oleh Iblis dan pada umumnya memberi hasil! Sebagai contoh: merokok satu batang yang pertama tidak apa-apa, tetapi setelah beberapa kali 'tidak apa-apa', seorang terlambat menyadari bahwa ia sudah terikat kebiasaan buruk:merokok. Demikian pula yang terjadi dengan kebiasaan-kebiasaan buruk (dosa) lainnya.

5.3. MEMELINTIR FIRMAN

Firman TUHAN seringkali dipelintir oleh Iblis, adakalanya hingga terbali 180-derajat. CONTOH: Pada Kej.3:4 Iblis mengatakan kepada Hawa: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,.....", sedangkan jelas-jelas Firman TUHAN berbunyi [Kej.2:17]:"......sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau akan mati".

CONTOH LAIN: Seorang pemuda, tadinya beragama Katholik sudah meninggalkan Yesus. Salah satu alasannya adalah Mat.7:21, Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk kedalam Kerajaan Sorga. di sini dia berhenti membaca, lalu menarik kesimpulan: orang yang menyeru Yesus sebagai Tuhan tidak akan masuk sorga. Gagasan (Iblisi) lanjutan dari kesimpulan tadi adalah: "Kalau ingin masuk sorga, aku harus berhenti mempertuhankan Yesus!" Maka segeralah ia meninggalkan persekutuan yang mempertuhankan Yesus! Luar biasa liciknya pelintiran firman yang dilakukan oleh Iblis dalam benak pemuda itu!

CONTOH LAIN LAGI adalah pelintiran yang dilakukan oleh Iblis di dalam benak sebagian orang Kristen mengenai Mat.22:14: "....Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih." Beberapa saudara segera menganggap bahwa ia tidak terpilih oleh Tuhan sehingga sehingga tidak usah bekerja bagi Tuhan Yesus. Tetapi hikmat mengajar saya untuk menempelak mereka yang enggan melayani Tuhan dengan berdalih-dalih begitu. Saya katakan: "Kamu sudah mendaftarkan diri atau belum? Bagaimana kamu dapat terpilih jika kamu belum mendaftarkan diri? Saya tantang kamu, mari kita berdoa mendaftarkan diri kepada Tuhan Yesus, pasti kamu akan terpilih!" Kasihan, pada umumnya mereka menolak mendaftarkan diri, karena pemahaman mereka sudah terpelintir oleh Iblis.

5.4. MERANGSANG EMOSI

Iblis seringkali merangsang seseorang agar tidak mampu mengendalikan emosinya sehingga melakukan tindakan (misalnya: marah hebat, sombong/angkuh, berahi dengan liar) yang tidak sesuai dengan statusnya: anak TUHAN! Dengan kehilangan status 'Anak TUHAN', ybs. dapat didakwa di hadirat TUHAN dan Iblis beroleh izin untuk 'menampih' [Luk.22:31] atau menggocoh dia.

Rangsangan yang dilontarkan Iblis banyak sekali macamnya. Tiga diantaranya adalah (semua pernah dialami penulis):

5.4.1. Menantang pertarungan-kuasa.

Seorang hamba Tuhan harus menginsyafi bahwa ia tidak memiliki kuasa apapun untuk mengalahkan Iblis. Setiap Hamba Tuhan harus menginsyafi tugas-pokoknya. Ia harus tampil menjadi saksi [Kis.1:8] bukan sekedar tampil sakti! Sebaiknya ia menghindar dari tantangan Iblis (melalui orang kesurupan) semacam itu (jadi:menghindar dari keangkuhan), kecuali jika Roh Yesus dengan nyata menyruh ia menerima tantangan Iblis itu.

5.4.2. Merangsang agar hati panas.

Iblis pandai sekali memanaskan hati orang sehingga marah, dan melanggar perintah Tuhan Yesus pada Mat.5:22, lalu kehilangan status, 'anak TUHAN', untuk kemudian didakwa dan digocoh.

5.4.3. Memuji dan menyanjung hebat.

Tuhan Yesus pernah mengizinkan penulis untuk mengundang Lucifer hadir didalam diri seorang wanita yang kesurupan. Lucifer kemudian mencoba 'menggelembungkan' pribadi penulis dengan mengatakan:"....memang kamu hamba Tuhan yang luar biasa". Kalau saja tidak waspada, tentu hasilnya adalah kesombongan pada diri penulis. Namun Hikmat mengajar untuk semakin merendahkan diri, sehinga seusai pelayanan itu, penulis memutuskan untuk merendahkan diri dihadapan Tuhan [Ezra 8:21] dalam bentuk berpuasa seharian.

5.5. MENYUSUPKAN ROH-ROH NAJIS

Iblis dan malaikat-malaikatnya memiliki kemampuan untuk menyusupkan roh-roh najis ke dalam diri manusia, dengan demikian ia dapat mengendalikan perilaku manusia, korbannya. 2Tim.1:7 memberi contoh kepada kita akan hal itu:

[7] Karena TUHAN memberikan kepada kita bukan-roh-ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

Roh-ketakutan membuat seseorang menjadi (mudah) ketakutan, atau menjadikan penalut. Ini bukan dari TUHAN. Di pihak lain, yang dari TUHAN adalah roh yang membangkitkan ketertiban, misalnya. Jika roh-ketakutan bukan dari TUHAN, maka tidak bisa lain, itu dari Iblis! Begitulah cara Iblis mempengaruhi manusia.

Alkitab juga berbicara mengenai roh-dusra [1Taw.22:21-22] yang dapat menyusup ke dalam diri manusia (400-nabi-nabi Raja Ahas), mengakibatkan mereka menjadi pendusta. Yesus, yang sangat memahami permainan alam-roh (bahkan menguasainya) mengajarkan hal ini melalui berbagai karyanya, antara lain ketika ia memerintahkan [Mrk.9:25]:..."Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!"

Kecemaran dan persekutuan dengan hamba-hamba Iblis di masa lalu mempermudah roh-roh najis dan pengendalian manusia ybs. Markus 5:1-13 dengan jelas menggambarkan penyusupan ribuan setan ke dalam diri manusia, untuk kemudian disuruh pergi oleh Tuhan Yesus dan diizinkan menyusup kedalam dua ribu ekor babi!

Pada masa kini, penyusupan roh-najis dapat terjadi bahkan pada hamba-hamba Tuhan, kalau kurang waspada. Karena mengejar karunia-karunia Roh, seringkali seorang hamba Tuhan tidak menguji roh yang tersalur ke dalam dirinya (biasanya melalui tumpangan-tangan seseorang yang lebih 'senior'). Akibatnya, dalam banyak peristiwa dapat terlihat adanya hamba TUhan yang berbahasa-lidah namun perilakunya masih manusia-lama, sehingga sulit mempercayai bahwa dia penuh Roh Kudus. Dapat dicurigai bahwa bahasa lidahnya itu berasal dari Iblis.

Begitu pula hal kesembuhan ajaib yang dilakukan oleh berbagai hamba Tuhan, ada sebagian berasal dari Iblis. Kesembuhan ajaib itu terjadi 'di dalam nama Yesus', tetapi 'oleh kuasa Iblis'. Ini yang tidak waspadai sebagian orang Kristen: Iblis tidak dapat semau-maunya menggocoh manusia, harus beroleh izin Tuhan terlebih dahulu. Namun Iblis bebas untuk menghentikan gocohannya atas diri manusia (misalnya: penyakit), sehingga manusia itu sembuh sementara didoakan oleh hamba Tuhan yang 'sakti' itu! Adakah untungnya si Iblis melakukan hal itu? Banyak sekali! Hamba Tuhan itu jadi tampil sakti, sangat sakti, sehingga apa saja pengajaran yang disampaikannya, akan diterima bulat-bulat oleh umatnya yang berjumlah ribuan, termasuk pengajaran sesat yang disusupkan oleh Iblis!

Dengan cara demikianlah muncul kasus-kasus 'serigala berbulu domba' yang dinubuatkan oleh Yesus dalam Matius 7:15.

5.6 MENYUSUPKAN KUASA ATAU KONSEP-PENYESATAN

Kuasa Iblis (enersi-alam-gaib, misalnya: sihir) dapat menyusup ke dalam diri seseorang atau ke dalam binatang, dan mengendalikannya sesuka hati. Kemampuan menyusupkan konsep-penyesatan dibatasi oleh izin Tuhan dan oleh kekudusan orang yang bersangkutan.

Tentang kekayaan dan milik Ayub, jelas Tuhan bersabda [ay.1:12]: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu....." Jelas sekali bahwa Iblis memiliki kuasa, dan seberapa jauh kuasa itu dapat dikerahkan Iblis untuk merusak atau menggocoh manusia, terbatas oleh izin yang dikeluarkan Tuhan.

Kasus perempuan bungkuk 18-tahun pada Luk.13:10-17 jelas menunjukkan bahwa Iblis mengikat dia (jadi: kuasa Iblis) sehingga menjadi bungkuk.

Contoh tentang penyusupan pikiran yang dialami oleh Petrus [Mrk.8:31-33]. Petrus menegor Yesus yang memberitahukan peristiwa kematian yang akan dialamiNya. Tegoran Petrus beroleh jawaban pedas [ayat-33]: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan TUHAN....." Bukannya Yesus memanggil Petrus dengan sebutan 'Iblis', tetapi Yesus tahu bahwa Iblis sudah menyusupkan pikiran duniawi ke dalam benak Petrus, sehingga Yesus perlu menghardik Iblis itu pergi dari Petrus! Anak kalimat berikutnyalah yang ditujukan Yesus kepada Petrus.

5.7. BERDALIH-DALIH

Taktik ini terlihat di dalam peristiwa orang Gadara [Mat.8:28-34] di mana setan berdalih [ayat-29] dengan: "Adakah Engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" Hamba Tuhan yang biasa memberikan pelayanan-pelepasan, didalam berperkara dengan setan, seringkali mendengar dalih 'arwah-leluhur' yang merasuk keturunannya mengatakan "...aku sayang kepada anak ini", atau "wanita ini cucuku, jadi aku mau bersama dia selalu".

5.8. MENYISIP / MENGULUR WAKTU

Taktik ini berhubungan dengan taktik berdalih-dalih. Kadangkala berdalih-berdalih dilakukan untuk mengulur waktu, supaya hamba Tuhan yang melayani menjadi bosan. Dengan menyusupkan pikiran ke dalam diri orang yang dilayani, sering hamba Tuhan diberi janji oleh orang yang dilayani: "Besok saya akan mengunjungi anda dan mencurahkan seluruh permasalahan kehidupan saya". Anda harus bijak menentukan, apakah ini janji yang tulus ataukah sekedar berdalih-dalih, sebab mungkin saja nanti malam 'pasien' itu bunuh diri, dan Iblis memenangkannya!

Contoh lain adalah penyusupan pikiran ke dalam orang dari agama seberang yang kita beri tawaran keselamatan dari Yesus Kristus. Biasanya pikiran yang disisipkan adalah "Saya mau cari dulu kebenaran", maka ybs. Lupa bahwa keselamatan jauh lebih penting daripada sekedar kebenaran itu! Secara pengetahuan umum, jelas bagi kita bahwa sekian banyak cerdik-pandai menghabiskan puluhan tahun kehidupan mereka untuk mencari kebenaran hakiki, semua tanpa hasil! Socrates, Plato, Aristoteles, dll. adalah orang-orang yang jauh lebih pandai dari kita sekalian, namun semuanya gagal menemukan kebenaran hakiki itu. Tetapi barangsiapa menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya, ia sekaligus akan memperoleh kebenaran hakiki itu [Yoh.14:6].

5.9. MENYIHIR / MEMPESONA

Orang-orang yang biasa menghabiskan waktunya duduk-duduk di tempat maksiat, suatu waktu, setelah dijamah dan diperbaharui oleh Tuhan Yesus akan menyadari bahwa kuasa Iblis biasa bekerja dengan sihir dan pesona. Dalam keremang-remang tempat hiburan, seorang wanita penghibur bergincu tebal akan terbayangkan (bukannya terlihat) semakin lama semakin memikat, sehingga laki-laki hidung belang umumnya akan jatuh kedalam pelukan wanita semacam itu, karena sihir atau pesona setan!

5.10. MEMBUJUK, MEMBELOKKAN PERHATIAN

Ada ketikanya seorang yang sedang dilayani melakukan bujukan-bujukan yang sifatnya membelokkan perhatian. Misalnya, setan mengatakan bahwa ia akan pergi dengan mudah kalau diizinkan menari Serimpi. Kalau itu diizinkan dan si pelayan menjadi lengah, tarian ini dapat berlangsung sangat lama, hingga larut malam, sehingga pelayanan tidak dapat dituntaskan!

5.11. MEMANCING PERHATIAN

Penulis pernah hampir terpancing perhatian ketika ada laporan tetangga bahwa disekitar rumah kami sering terlibat tuyul berkeliaran. (Tuyul adalah jadi-jadian yang berbentuk anak kecil; oleh pemeliharanya dimanfaatkan untuk mencuri uang lembaran dari rumah-rumah tetangga). Timbul keinginan untuk mengintip tuyul itu dan kalau terlihat akan 'mengikatnya' dengan kuasa Yesus untuk kemudian dinterview. Untunglah hikmat pengajar, bahwa hal itu sudah menjurus kepada spiritisme, kekejian di hadapan Tuhan (berbicara dengan 'orang mati', [Ul.8:10-13]. Lagipula, dengan cara demikian Kuasa Yesus sudah digunakan untuk hal yang sia-sia, bukan untuk kepentingan Kerajaan TUHAN (memenangkan jiwa), tetapi sekedar untuk kepuasan dan kebanggaan pribadi. Rencana itu disingkirkan segera.

Contoh lain adalah tentang 'sepasang' pohon lontar di daerah Pejompongan, Jakarta, yang sekian lama tidak dapat ditebang maupun dibulldozer. Kata orang ada penunggunya yang hebat. Penulis dipancing oleh Iblis (melalui omongan teman sekantor) bahwa hanya penulis yang dapat merobohkan pohon lontar itu. Konon masih disertai janji upah sebesar dua juta rupiah dari kontraktor membangun jalan layang di sana. Tentu saja pancingan itu ditolak, karena kuasa Yesus adalah milik Yesus, bukan milik penulis. Tidak dapat digunakan sesuka hati kita, untuk popularitas sendiri. Setiap penggunaannya harus dengan izin Tuhan Yesus, untuk kemuliaan Tuhan Yesus!

5.12. MENYURUH SESUATU (YANG SEPELE) TIGA KALI

Taktik atau teknk ini jarang digunakan, tetapi kalau terjerumus akibatnya fatal. Pengenalan akan teknik ini terjadi ketika penulis masih remaja menonton pertunjukan hynotisme dari seorang Tukang Obat di pinggir jalan. Dalam pertunjukan semacam itu biasanya juru hypnotis akan memilih seorang anak, kemudian menyuruh anak itu melakukan hal-hal yang sepele sampai tiga kali. Contohnya: "Dik, minta tolong ya, pegangkan jam tangan ini." Siapakah anak kecil yang akan menolak ketika diizinkan memegang (dan mengamat-amati) jam tangan yang berkilau-kilauan? Si tukang obat meneruskan pembicaraan tentang obat yang dijualnya, lalu, setelah lewat beberapa menit mengeluarkan lagi perintah (tersamar): "Dik, saya akan memerlukan bantuan, jadi tolong maju kesini dua langkah". Si anak mematuhi lagi perintah sederhana itu. Juru hipnotis berceloteh lagi. Lewat lagi beberapa menit datang perintah ketiga (benar-benar teknik 'Onta-masuk-tenda'): "Sekarang arloji itu letakkan keatas tikar".

Selesai ketiga perintah itu dilaksanakan, si anak sudah menjadi 'budak' juru hypnotis itu, atau budak dari setan hipnotisme, yang mensponsori juru hipnotis itu. Apa saja yang diperintahkan akan dilakukan anak itu! Misalnya, seorang anak yang tidak pernah belajar silat, dalam keadaan terhipnotis, dibawah kendali setan hypnotis akan dengan mudah memamerkan jurus-jurus ilmu silat yang ampuh dan aneh-aneh! Tanpa belajar!

Dalam pelayanan pelepasan, melalui mulut orang yang kesurupan, setan dapat membujuk si pelayan untuk melakukan hal-hal yang sepele. Kalau sampai tiga kali dituruti, maka Iblis, di hadirat Tuhan, siap mendakwa si pelayan: "Tuhan, perkenankan saya menjamah dia, sebab dia itu hambaku. Buktinya: dia patuh melakukan perintahku sampai tiga kali!" Akibatnya dapat fatal bagi si hamba Tuhan!

0 comments: