Friday, July 24, 2009

7. AKIBAT KEKALAHAN ANDA

Sejak zaman dahulu kala sampai ke zaman modern ini, sudah menjadi ketentuan dalam peperangan yang dikenal manusia: yang menang berhak memperhamba yang kalah atau setidak-tidaknya (sesudah manusia sudah semakin maju cara berpikirnya): yang menang berhak mengendalikan yang kalah.

Hal yang serupa terjadi didalam peperangan rohani yang timbul akibat upaya Iblis untuk menaklukkan sebanyak mungkin manusia. Manusia yang kalah menjadi hamba yang mengalahkannya (Iblis). Satu-satunya cara untuk pulih dari perhambaan itu adalah bila kita dimerdekakan oleh 'Anak Manusia' (Yesus). Barulah masa depan anda menjadi cerah, bebas dari perhambaan Iblis dan dosa!

Seperti yang dinyatakan di atas, yang kalah akan menjadi budak yang menang. Dan seorang budak akan dirantai atau diikat oleh pihak yang mengalahkannya. Bermacam-macam ikatan dipakai oleh Iblis untuk mengendalikan korbannya: manusia yang sudah dikalahkan atau ditipunya. Ikatan itu adalah ikatan-gaib, yang tidak terlihat, namun akibatnya dapat terlihat, mungkin samar-samar. Yang dapat melihat jelas ikatan itu hanyalah hamba Tuhan Yesus, yang telah beroleh mata-rohani yang tajam dari Tuhan Yesus sendiri. Contoh yang gamblang akan hal ini terlihat pada kasus perempuan bungkuk 18-tahun [Luk.13:10-17] yang tidak menyadari keterikatannya, namun mata-tajamNya Yesus menampak jelas, sehingga segeralah perempuan itu dibebaskanNya. Berbagai macam ikatan-gaib itu diuraikan di bawah ini.

7.1. IKATAN PERJANJIAN WARISAN LELUHUR

Adalah lebih aman untuk menyatakan bahwa semua orang, sejak kelahirannya, terikat perjanjian dengan Iblis tanpa disadarinya. Ikatan-perjanjian itu diwarisi dari leluhur, yang masih penyembah berhala. Semua leluhur yang penyembah berhala itu rata-rata mengikat perjanjian dengan sembahan mereka yang sesungguhnya bukan Tuhan Mahapencipta, melainkan Hantu, yang berpura-pura sebagai Yang Mahakuasa. Leluhur yang tertipu itu dengan lancar mengikat perjanjian dengan sembahan mereka, dalam perjanjian yang mengikat seluruh keturunan!

Akibatnya, seseorang yang beragama Kristen, sudah dibaptis dan mempersaksikan imannya, sesungguhnya sedang terikat kepada DUA PERJANJIAN: Perjanjian kepada sembahan leluhur (yang tidak dikenalnya) dan Perjanjian Baru, kepada Tuhan Yesus!tidak mungkin suatu perjanjian berdiri tegak jika masih ada perjanjian lain yang merecoki! Bagaimana mungkin saya mengikat perjanjian dengan sdr. Erwin untuk bulan depan sama-sama pergi ke Eropa, sementara pada waktu yang sama saya sudah berjanji dengan sdr.Ausay pergi ke Australia? Salah satu harus dibatalkan, bukan?

Anda sulit menerima konsep Perjanjian-warisan ini? Rupanya Yosua jauh lebih bijak daripada anda! Biarlah Alkitab yang mengajarkan hal itu kepada anda melalui Yos.24:14-24! Bacalah bagian itu.

Yos.24:15 menyatakan: Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN. Perintah ini relewan bagi semua orang Batak (misalnya): Jauhkanlah Debata yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di Pusuk Buhit, dan berbadahlah kepada Tuhan Yesus. Relevan pula terhadap SETIAP SUKU DI INDONESIA, sebab leluhur kita sekalian umumnya menganut Animisme!

Untuk menggugurkan perjanjian-usang dengan ilah-kegelapan (Animistis) itu, ayat-22-25 menggambarkan pernyataan-pernyatan lisan kaum Israel, meninggalkan sembahan leluhur mereka dan akan menyembah TUHAN saja! Dan pada ayat-25 dinyatakan bahwa Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa itu, secara lisan.

Di tanah Batak, bahkan berbagai marga memiliki perjanjian-warisannya sendiri, yang umumnya tidak menyadarinya. Saya sebutkan beberapa diantaranya: Raja lontung mengikat perjanjian dengan harimau jadi-jadian (Babiat si Telpang, harimau timpang). Harimau jadi-jadian itu tidak lebih adalah malaikat-Iblis yang menipu si Raja lontung, sehingga segenap keturunan Raja Lontung (marga-marga Situmorang, Sinaga, Simatupang, Siregar, dsb.) terikat perjanjian kepada Iblis! Marga Hutabarat dengan Ulok Situmandi, marga Gultom dengan Guru Sodungdangon, Empat marga: Hutabarat, Hutapea, Hutagalung, Hutatoruan, terikat perjanjian dengan empat 'dewa' Si Opat Pusoran. Semua 'mitra-seperjanjian' mereka itu tidak lain adalah malaikat-malaikat Iblis yang telah berhasil menipu leluhur-leluhur bangsa Batak.

Saudara yang terkasih, tidak usah kita membuang waktu, lebih baik anda lakukan saja sekarang membatalkan perjanjian Iblisi itu seraya menegakkan Perjanjian Baru dengan benar. Lakukanlah, saudaraku, dengan memanjatkan doa berikut:

Tuhan Yesus, Juruselamatku,

Saya menerima penyampaian bahwa secara tidak saya sadari, saya sudah terikat perjanjian dengan sembahan leluhurku, yang tidak saya kenal. Itu tidak lebih adalah perjanjian dengan Iblis, dengan akibat, saya tidak dapat menegakkan Perjanjian Baru bersama Tuhan Yesus dengan utuh.

Oleh sebab itu Tuhan, demi nama Yesus yang Mahakudus, saya mematahkan setiap perjanjian dengan Iblis saya nyatakan gugur, tidak berlaku lagi bagi diriku dan keturunanku. Saya dan keturunanku hanya terikat kepada suatu perjanjian: Perjanjian Baru bersama Tuhan Yesus Kristus, Juruselamatku.

Dengan kuasa Yesus Kristus, aku mengenyahkan setiap malaikat Iblis yang mensponsori perjanjian Iblisi itu, enyah dari diriku dan dari keturunanku. Saya dan keturunanku adalah pengikut Tuhan Yesus Kristus, sehingga tidak ada lagi haknya Iblis untuk mensponsori kami sekalian.

Demi nama Yesus Kristus, saya sudah berdoa; AMIN.

7.2. IKATAN WARISAN (GARIS KUTUK)

Kalau seseorang sudah dikalahkan oleh Iblis, dengan perkataan lain, ia berpaling dari TUHAN yang benar (memuja berhala), maka keturunannya akan terkena dakwaan Iblis di hadirat Tuhan. Hal itu juga terjadi atas diri keturunan dari orang-orang sakti, karena setiap kesakitan manusia disponsori oleh malaikat-Iblis. (Manusia tidak memiliki kesakitan, sebab sudah mati-rohani sejak dari Adam dan Hawa!) Yang akan didakwakan Iblis adalah demi menegakkan Hukum Tuhan yang kedua [Kel.20:5], yang mencatat ancaman Tuhan terhadap mereka yang menyembah ilah lain:

"membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku".

Dapat dimengerti bahwa keterikatan pada Iblis dalam diri orang-orang yang menyembah ilah lain akan diwariskan kepada anak-cucu mereka, sampai kepada keturunan yang keempat! Hal ini sesuai dengan aturan perbudakan: keturunan seorang budak harus menjadi budak dari tuan yang sama. Keturunan dukun, ahli sihir atau paranormal (mereka mengikatkan diri kepada kuasa Iblis), akan mewarisi juga perhambaan itu. Perlu ditegaskan bahwa yang dibicarakan disini adalah tentang 'keterikatan' atau 'perhambaan', bukan tentang 'dosa', Keterikatan ini dibawa sejak dari lahir. Beberapa pernyataan Alkitab berikut akan membantu pemahaman anda:

Ulangan 28:18,59 mengancam mereka yang tidak setia kepada TUHAN dengan kutuk: Terkutuklah buah kandunganmu........Jadi ikatan kutuk akan mengena pada keturunan orang yang tidak setia kepada Tuhan, walaupun keturunannya tidak dinyatakan berdosa!

Mazmur 51:7 menyatakan:...dalam dosa aku dikandung ibuku. Ayat ini menegaskan tentang warisan ikatan-dosa atas setiap orang! Bukan dosa yang diwarisi, tetapi perhambaannya, sehingga keturunan cenderung berbuat dosa.

Ratapan 5:7: Bapak-bapak kami berbuat dosa, mereka tidak ada lagi, dan kami yang menanggung kedurjanaan mereka. Ayat ini menjelaskan lagi tentang pewarisan ikatan-dosa dan/atau pewarisan kedurjanaan dari para leluhur kita yang pendosa.

Banyak saudara-saudara kita yang skeptis, menyatakan bahwa pewarisan ikatan dosa atau pewarisan ikatan Iblis ini hanya berlaku pada zaman Perjanjian Lama, tidak berlaku lagi pada masa kini. "Yesus Juruselamat sudah membesakan kita dari hal-hal itu!", demikian argumen mereka yang mereka berikan! Dua kutipan berikut, satu kutipan dari zaman Perjanjian Baru dan satu lagi dari zaman Wahyu, zaman yang bagi kita pun masih bersifat masa depan, menyajikan sanggahan atas argumen mereka!

Dalam Yoh.9:2 direkam pernyataan murid-murid Yesus: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Pertanyaan ini menunjukkan keyakinan murid-murid Yesus akan adanya pewarisan ikatan-dosa (bukannya pewarisan-dosa) atau sekurang-kurangnya pewarisan penderitaan akibat dosa leluhur! Kalau keyakinan ini keliru, tentulah Tuhan Yesus segera mengoreksinya!

Pernyataan Wahyu 2:23:...Dan anak-anaknya akan Kumatikan....menunjukkan bahwa Tuhan dapat saja mematikan anak-anak mereka yang berzinah (rohani) dengan wanita Izebel, yang mengaku nabiah [ayat-20-23]. Sekali lagi ditunjukkan bahwa dosa-dosa leluhur mewariskan kepada kita ikatan-dosa ataupun penderitaan hidup!

Saudara seiman yang saya kasihi, tidak ada ruginya bila anda berdoa, sekarang juga, bermohon agar kasih Yesus membatalkan kutuk-warisan itu, sambil menolak setiap kesakitan Iblisi yang dahulu dimiliki oleh leluhur anda, agar tertutuplah jalur pengendalian Iblis atas diri anda. Berdoalah dengan mengucapkan kalimat-kalimat berikut:

Tuhan Yesus, Yang Mahapengasih,

sekarang saya mengerti bahwa kekejian yang diperbuat oleh leluhurku dapat mengakibatkan kutuk bagi diriku. Namun saya bersyukur, Tuhan Yesus mengasihiku. Maka sekarang saya berani bermohon agar semua kutuk yang jatuh kepada diriku dan keturunanku, akibat berbagai kekejian yang dilakukan oleh leluhurku, dibatalkan oleh kasih Yesus. Dengan cara demikianlah saya dan keturunanku tidak lagi hidup di bawah kutuk, tetapi di dalam damai sejahtera, seraya memuliakan Tuhan Yesus, Juruselamat kami sekalian.

Dengan kuasa Yesus, aku mengenyahkan semua malaikat-Iblis sponsor kesakitan leluhurku, menyingkir dari kehidupanku dan dari keturunanku, karena kami semua tidak suka akan kesakitan Iblisi. Enyah kalian setan-setan, enyah dari kehidupan kami, sebab aku dan keturunanku adalah pengikut Yesus Kristus, Raja kami yang Mahaperkasa; AMIN.

7.3. KETERIKATAN PADA KEBIASAAN BURUK

Seperti dinyatakan di dalam Mazmur 51:7, kita manusia ddikandung dan diperanakkan di dalam dosa. Jadi, mudahlah dimengerti bahwa banyak orang berasa nyaman untuk berkubang terus dalam dosa, karena sejak berbentuk janin sudah berkecimpung di dalamnya, yakni bila tidak ada kuasa lain yang mengangkat kita dari lumpur dosa. Tanpa kuasa ini (Roh Yesus beserta orang-orang yang mendoakan kita), maka kita cenderung untuk mengulangi perbuatan dosa itu, sehingga semakin lama semakin dalam kita terbenam.

Berbeda dengan peristiwa kejatuhan Adam dan Hawa kedalam dosa yang terjadi 'sekali-pukul', pada masa selanjutnya manusia memiliki akal budi (pengetahuan akan yang baik dan yang jahat; lihat Kejadian pasal-2), sehingga dosa tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan didahului oleh kebiasaan buruk. Selanjutnya kebiasaan buruk akan berkembang menjadi kebiasaan berbuat dosa dan diakhiri dengan perhambaan dosa.

Didalam Galatia 5:19-21, Apostel Paulus menjabarkan bagi kita berbagai kebiasaan buruk, yang belum tergolong kepada dosa, namun lambat laun akan merangsang terjadinya dosa. Jadi, kebiasaan buruk dapat dianggap sebagai bibit-dosa. Di bawah ini didaftarkan kebiasaan buruk yang dimaksudkan oleh Paulus, serta dosa yang dirangsang oleh kebiasaan buruk itu:

  • percabulan, membawa kepada perzinahan (Hukum-VII);
  • kecemaran, membawa kepada kebiasaan Iblisi: berbuat cemar (Iblis dijuluki Beelzebul, raja lalat, Mrk.3:20-30);
  • Hawa nafsu; karena ada bermacam hawa nafsu, dosa yang diperanakkannya juga berbagai macam (ambisi, serakah, pelahap, penyiksa, dsb)
  • Penyembahan berhala: membangkangi TUHAN;
  • Sihir; menyaingi Tuhan, karena sumber mujizat adalah TUHAN;
  • perseturuan, membawa kepada perkelahian dan peperangan serta perasaan 'maha kuasa';
  • perselisihan: akar dari perseteruan;
  • iri hati, membawa kepada pelanggaran Hukum-X, dll.;
  • amarah, membawa kepada pembunuhan (Hk-IV), lihat Mazmur 37:8; Mat.5:22;
  • kepentingan diri sendiri, akan membawa kepada perampasan, penipuan dan kejahatan lainnya;
  • Percederaan; dapat membawa kepada pembunuhan;
  • roh-pemecah, menimbulkan pertengkaran, perkelahian atau peperangan, mendukakan hati Tuahan Yesus [Mat.5:9];
  • kedengkian, cenderung membawa kepada pengrusakan barang atau hak/milik orang lain;
  • kemabukan, menghilangkan pengendalian diri sendiri, sehingga mudah dikendalikan olejh Iblis untuk berbuat dosa;
  • pesta-pora dekat dengan hawa nafsu;

Sebagai tambahan, ada beberapa kebiasaan buruk yang cukup berbahaya, namun belum dijabarkan oleh Paulus:

  • permainan judi, membawa kepada berbagai kejahatan (ramalan, penggunaan ilmu gaib), kecurangan dan kejahatan lainnya;
  • permainan kartu, dengan/tanpa uang taruhan, membawa kepada sikap-mental senang meramal, menyia-nyiakan waktu (berharga, pemberian Tuhan) serta penyia-nyiaan berkat Tuhan lainnya.
  • rokok, suatu perhambaan halus, hampir tidak terasa, padahal ancamannya sangat hebat (tidak ada dokter yang menghalalkan rokok bagi pasiennya; baca Ayub 20:12-18);
  • narkotik, dari tanah yang terkutuk sebab Adam dan Hawa berbuat dosa [Kej.3:17], dihasilkan dari 'semak duri' dan 'rumput duri' [Kej.3:18;kiasan] diatas tanah itu; keterlibatan dengan narkotik sudah hampir pasti mencelakakan yang bersangkutan!

Pembaca yang terkasih, jika masih ada kebiasaan buruk yang mengikat diri anda, sebaiknya anda cepat-cepat berdoa, SETIAP KALI TERJERUMUS KE DALAM KEBIASAAN BURUK ITU, mohon agar Tuhan Yesus mengampuni kelemahan diri anda, dan mohon roh-pengendalian-diri dari Tuhan Yesus. Berdoalah, satu doa untuk satu kebiasaan buruk tertentu, dengan bersuara, karena menurut ucapanmu engkau dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau dihukum [Mat.12:37]. Berdoalah sebagai berikut:

Tuhan Yesus, Yang Mahabaik,

saya mengaku kepadaMu, ya Tuhan, saya masih mengidap kebiasaan buruk....(sebutkan kebiasaan buruk itu) yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. Ampunilah kelemahan diriku, ya Tuhan Yesus, kiranya darah Yesus yang mulia menyucikan diriku dari kecemaran itu.

Demi nama Yesus Kristus, enyahlah roh-najis perangsang kebiasaan buruk......, menyingkir dari diriku. Kuasamu kumusnahkan, demi nama Yesus Kristus, Yang Mahabaik.

Dalam nama Tuhan Yesus Kristus saya sudah berdoa; AMIN.

7.4. KETERIKATAN PADA KEBIASAAN BERDOSA

Pengulangan perbuatan dosa secara terus-menerus mengakibatkan bertambah ketatnya ikatan kebiasaan berdosa merupakan perunjuk adanya keterikatan seseorang kepada kuasa Iblis! Kedua hal itu memang sejalan, karena di dalam menjalankan rencananya (yakni mengajak atau menipu atau menarik sebanyak mungkin manusia meninggalkan Tuhan), Iblis memanfaatkan ketentuan atau peraturan TUHAN yang tertulis di dalam 10-Hukum Tuhan. Jadi, dengan membujuk manusia untuk melanggar salah satu dari 10-Hukum Tuhan, Iblis telah mencapai hasilnya dalam pelaksanaan rencananya itu.

Pembahasan terdahulu menjelaskan bahwa untuk memperoleh kembali hubungan (persekutuan) yang erat dengan Tuhan Penciptanya, seseorang yang telah terjerumus ke dalam kebiasaan berdosa memerlukan pembebasan dari keterikatan roh-najis perangsang dosa. Pembebasan ini tidak dapat dilakukan oleh manusia, betapapun kudusnya ia. Hanya Tuhan Yesus (yakni Roh Yesus) yang mampu membebaskan orang itu, sesuai sabda Yesus dalam Yoh.8:34-35.

Agar hal itu terjadi dalam diri anda, kalau-kalau masih ada keterikatan anda kepada dosa, ucapkanlah doa berikut, dengan bersuara, karena menurut ucapanmu engkau dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau dihukum [Mat.12:37]. Berdoalah sebagai berikut, sekarang, dan setiap kali anda terjerumus lagi:

Tuhan Yesus Yang Mahabaik,

Saya tidak mau terus-menerus mengulangi perbuatan dosaku, khususnya dosa .....(sebutkan jenis dosa anda). Maka ampunilah saya Tuhan Yesus, sucikanlah diriku dari dosa itu, darah Yesus yang tercurah di Golgota menyucikan diriku. Demi nama Yesus Kristus, aku menghancurkan roh-najis perangsang dosa....,enyah dari diriku.

Roh pengendalian diri aku undang memenuhi hatiku, sehingga saya mampu menahan diri dari kecemaran diri di masa mendatang. Terimalasih, ya Tuhan Yesus, untuk pembebasan diriku dari kebiasaan berdosa. Dalam nama Yesus Kristus yang mahaajaib, saya sudah berdoa; AMIN.

7.5. KETERIKATAN PADA MALAIKAT IBLIS

Ini adalah keterikatan yang paling berat. Umumnya seseorang yang sering berbuat dosa masih dapat merasakan bahwa perbuatan dosa adalah sesuatu yang buruk. Tetapi seorang yang telah terikat pada kuasa Iblis tidak dapat lagi merasakan perbuatan-perbuatan salah yang dilakukannya. Secara pengamatan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan-akan-hal-yang-baik-dan-yang-jahat (ingat Kej.ps-2) yang diwarisi dari Adam dan Hawa telah meninggalkannya!

Seseorang dalam keadaan semacam ini, yakni seorang hamba Iblis, didalam banyak kasus merasakan dirinya sebagai seorang yang tidak berdosa; ia bahkan merasa memerankan salah satu dari tiga peranan 'paling mulia' berikut:

7.5.1. Peranan Sebagai 'Yang Maha Kuasa'

Orang ini merasakan dirinya sebagai 'yang maha kuasa', ia merasa berhak melakukan penghakiman atas diri orang lain, sampai kepada eksekusinya. Contohnya, seorang dukun yang dibayar cukup, dengan ringan tangan mampu membunuh (dengan santet/teluh/guna-guna) seseorang yang telah menyakiti hati pasiennya. Firman Tuhan Yesus tentang: "Jangan menghakimi!" [Mat.7:1-3] tidak ada didalam kamusnya!

7.5.2. Peranan sebagai 'Juruselamat'

Pribadi semacam ini sangat suka menolong orang (misalnya mengobati orang sakit, seperti Tuhan Yesus), bahkan menasehati pasiennya untuk berdoa menurut ajaran masing-masing! Tetapi ia tidak mampu menangani pasien yang sudah terlebih dahulu dibungkus Kuasa Yesus! Inilah yang membongkar rahasia kuasa banyak dukun, yakni kuasa dukun yang (kelihatan) baik itu bukan berasal dari Tuhan (Yesus), tetapi dari juruselamat palsu, yakni Iblis! Alkitab memerintahkan kita untuk menguji roh-roh yang kita hadapi [1Yoh.4:1-3]!

7.5.3. Peranan sebagai 'Pembimbing' dan 'Pelindung'

Banyak dukun 'orang tua', 'orang pintar', atau paranormal yang mengambil peranan 'pembimbing', yakni memberi nasehat, petunjuk, tuntunan bertindak, dsb., bagi setiap masalah yang dihadapi pasiennya. Ini hanyalah suatu tiruan peranan Roh Yesus yang dahulu dijanjikan Tuhan Yesus [Yoh.14:15-16]. Akibatnya banyak orang tertipu, karena mengira kuasa mereka berasal dari Tuhan, atau setidak-tidaknya beroleh karunia dari Tuhan! Begitu pula peranan pelindung yang sering dilakukan oleh para dukun yang menolong memasang 'penjagaan' dirumah orang atau pada diri seseorang (kekebalan, pekasih, agar disayangi, dsb.)

** Pembaca yang saya kasihi, jika anda terkena ikatan kuasa-kuasa Iblis semacam yang diuraikan di atas, saya tidak menyarankan anda untuk berdoa seperti di bawah ini, karena umumnya hamba Iblis tidak mampu menyelesaikan doa di bawah ini. Biasanya doa di bawah ini dipanjatkan satu kali untuk satu ikatan tertentu (perdukunan, ilmu gaib, dsb.) dengan ditemani oleh seorang hamba Tuhan, yang mendukung doanya itu. Namun jika anda ingin mencobanya sendiri, silahkan anda lakukan, mudah-mudahan anda dapat menyelesaikan doa berikut:

Tuhan Yesus, Yang Mahaperkasa,

saya mengundang malaikat Tuhan untuk mengawal diriku, saya mohon Roh Yesus memberi kekuatan ekstra untuk memampukan saya menyelesaikan doa berikut..

Demi nama Yesus Kristus, saya bermohon ampun untuk dosaku, dosa persekutuan dengan Iblis, dalam bentuk.....(uraikan persekutuan dengan dukun, dengan guru yang mengajari ilmu gaib, dsb.). Kuduskanlah diriku, ya Tuhan Yesus, dengan darah Yesus yang tercurah di Golgota.

Demi nama Yesus Kristus, aku membatalkan persekutuan, maupun jasa dan perjanjian dengan Iblis yang terbentuk melalui persekutuan tersebut. Saya tidak mengakui lagi hal-hal itu.

Dengan kuasa Yesus Kristus, aku mengenyahkan malaikat Iblis sponsor persekutuan Iblisi itu, enyahlah dari diriku dan keturunanku. Kami semua mau mengikut Yesus Kristus saja, selama-lamanya.

Dengan kuasa Yesus, aku musnahkan roh-roh najis yang menyelusup ke dalam diriku semasa persekutuan itu. Roh-roh najis itu dimusnahkan dan dienyahkan dari diriku, maka kuduslah diriku, oleh karya Yesus Kristus, Juruselamatku.

Terimakasih ya Tuhan Yesus, untuk karya ajaibmu di dalam diriku, AMIN.

7.6. JIKA IKATAN (PERHAMBAAN) TIDAK DILEPASKAN

Dari uraian-uraian diatas, jelaslah akibatnya jika ikatan kuasa-kuasa Iblis tidak dilepaskan. Yang bersangkutan akan terus-menerus diperhamba kebiasaan buruk, dilanjutkan oleh perhambaan dosa, akhirnya menjadi hamba Iblis untuk selamanya. Yeh.13:17-18 menggaris-bawahi hal itu:

[17]...Beginilah firman TUHAN: Celakalah dukun-dukun perempuan (di masa lalu, kebanyakan dukun adalah perempuan) yang mengikatkan diri tali-tali azimat pada semua pergelangan dan mengenakan selubung pada kepala semua orang, tua atau muda, untuk menangkap jiwa orang....

.....untuk menangkap jiwa orang! Begitu difirmankan oleh TUHAN. Maka ikatan Iblis terhadap diri anda berarti jiwa anda sudah ditangkapnya, sehingga Iblis dapat berbuat sesuka hati terhadap anda (sebatas izin TUHAN). Konsekwensi logis dari keadaan ini cukup jelas:

7.6.1. Tidak Ikut Kerajaan Sorga di Dunia Ini.

2000-tahun yang lalu Yesus sudah menyatakan kepada murid-muridNya bahwa "Kerajaan Sorga ada di antara kamu" [Luk.17:21]. Berarti Kerajaan Sorga pada saat inipun ada ditengah-tengah kita! Lukas 11:20 merekam pernyataan Yesus: "Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa TUHAN, maka sesungguhnya Kerajaan sorga sudah datang kepadamu".

Melalui kalimat ini Tuhan Yesus mengajar bahwa prasyarat untuk dapat mengambil bagian didalam Kerajaan Sorga adalah: Yesus melepaskan diri anda dari ikatan setan. Pada tahap kedua, anda harus bersenyawa dengan Tuhan Yesus (renungkan Yoh.15:1-5), tidak cukup dengan sekedar Baptisan-air beserta ikut sidi! Dan untuk layak bersenyawa dengan Yesus, anda harus dibersihkan dari dosa, maupun roh-roh najis perangsang dosa!

Disinilah pentingnya penghayatan arti potongan kalimat "....lepaskanlah kami dari pada yang jahat", yang diajarkan Tuhan Yesus dalam Doa Bapa Kami! Jadi, untuk beroleh bagian dalam Kerajaan Sorga di atas dunia ini, mutlak perlu kita dibebaskan dari ikatan-perjanjian-warisan Iblisi, dari kutuk-warisan, dari ikatan Iblis, dibebaskan dari ikatan dosa, lalu mengikatkan diri dan bersenyawa dengan Tuhan Yesus! Barulah setelah itu, sebagai warga Kerajaan Sorga, kita akan beroleh semua yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus, terutama dama-sejahtera [Yoh.14:27] serta hidup dan kelimpahannya [Yoh.10:10].

7.6.2. Tidak ikut Dalam Hidup Kekal Bersama Yesus.

Bagi mereka yang tidak mau dilepaskan dari ikatan-ikatan kuasa kegelapan, berlaku penghakiman yang dicanangkan oleh Yesus didalam Yoh.3:18-21. Mereka tidak mungkin bersekutu dengan Terang itu (Yesus) di dalam Kerajaan Terang; persekutuan mereka adalah dengan kegelapan (yakni kejahatan) yang selama-lamanya! Yang mereka peroleh dari Iblis sudah jelas: kekacauan, penderitaan, kesulitan, kegelisahan, akhirnya: kematian rohani!

7.7. AKIBAT-AKIBAT LAIN

Selain lima macam keterikatan (rohani) yang diuraikan dalam pasal 7.1. s/d 7.5. diatas, kekalahan dalam peperangan rohani membawa akibat buruk atas emosi dan jasmani ybs., yang bilamana berlangsung menahun (kronis) akan berakibat serius, ekstrimnya kegilaan!

Dalam aspek jasmani, berbagai penyakit yang berakar dari gangguan rohani dapat diamati secara luas diantara pasien-pasien rumah sakit! Di dalam pelayanannya, penulis banyak menjumpai kasus di mana perawatan medis tidak menolong seorang pasien, tetapi pelayanan-pribadi (mencakup pelayanan-pelepasan, sebagai bagian pelayanan-pribadi) menyembuhkan si pasien dengan tuntas! Banyak kasus penyakit yang tidak dapat di-diagnosir oleh perawatan medis, terungkap akar penyakitnya melalui pelayanan pribadi!

Di dalam aspek kehidupan, kekalahan dalam peperangan rohani menjebloskan seseorang ke dalam berbagai pencobaan, yakni gocohan Iblis, serupa dengan yang dialami Ayub! Kemiskinan, kekacauan, penderitaan, pergumulan, adalah 'makanan' sehari-hari bagi orang yang kalah perang, atau yang diperhamba oleh kuasa kegelapan!

7.8. CIRI-CIRI KETERLIBATAN KUASA GELAP

Untuk mengenali apakah diri anda terlibat kuasa kegelapan, Bab-1 pada bagian Kedua buku ini memberikan daftar yang memuat berbagai gejala yang menandai keterlibatan seseorang dengan kuasa kegelapan. Perlu dicatat bahwa munculnya gejala ini tidak memastikan bahwa anda sudah kalah oleh ataupun terlibat kuasa kegelapan. Bila anda merasakan diri anda tergolong kepada pribadi semacam ini, tidak ada salahnya anda melakukan penelitian pribadi dan mencari pertolongan hamba Tuhan yang mengerti pelayanan pelepasan (delivery-service). Tidak ada ruginya, mengingat dua pertimbangan berikut:

  • misalnya anda melakukan doa pelepasan, padahal sesungguhnya tidak dibutuhkan, anda tidak rugi; Tuhan tidak akan memarahi, karena kekeliruan itu terjadi oleh kekurangan pengetahuan anda "Dari yang banyak mengerti dituntut lebih banyak" (Lukas.12-48), sehingga dari ketidak-mengertian anda tidak dituntut apa-apa. Jadi doa pelepasan bukanlah sesuatu yang mengandung resiko. Bukankah doa tidak menuntut ongkos?
  • Kalau ternyata anda memang membutuhkan pelepasan, maka anda akan beroleh hal itu dan masa depan anda menjadi cerah, bebas dari perhambaan Iblis dan dosa!

0 comments: