Friday, July 31, 2009

LAMPIRAN-4. BERBAGAI ACARA KHAS 'KEGELAPAN' ORG.BATAK

Kegiatan-kegiatan dibawah ini menimbulkan ikatan/persekutuan dengan kuasa gelap, mungkin ikatan-tipis saja. jadi kalau anda ingin aman, sebaiknya dihindari. Dalih 'adat' atau pelestarian budaya bukan pembenaran untuk secara membabi-buta diikuti. Yang menentukan aman/tidaknya untuk diikuti adalah Firman Tuhan (jadi: Alkitab!).

Dalam bahasa Inggris, budaya berarti 'culture', dengan akar kata 'cult' yang berarti PENYEMBAHAN! Pada awalnya 'budaya' terbentuk waktu manusia menyembah 'kuasa' yang sangat hebat yang jauh mengatasi dirinya, namun tidak dikenalnya. Jadi asal menyembah saja. Dan leluhur bangsa Batak sekian ratus tahun yang lalu belum mengenal Tuhan Yesus, Tuhan yang benar! Yang dikenal adalah Ompu Debata Mulajadi, yang (lagi-lagi) adalah nama-samaran Iblis! Bacalah ESANAMANYA, oleh penulis yang sama. Jadi penyembahan yang dilakukan pada zaman dahulu, tersesat arahnya dan segera ditanggapi oleh Iblis!

Penulis pernah melayani seorang 'Raja-adat' yang pengertiannya tentang adat sangat dalam, namun tidak diperoleh dari pustaka (buku). Ia berani menyatakan bahwa praktek-praktek adat yang sekarang, hanya se'kulit' dari ketentuan adat yang sesungguhnya. Ia adalah orang Kristen, namun diakuinya bahwa pengetahuannya itu diperoleh 'secara otomatis', tidak ada yang mengajari. Ia bahkan mampu memanjatkan doa-doa adat yang harus diucapkan dalam setiap upacara-adat. Tanpa harus belajar!

Penulis menantang dia dengan pernyataan ini: "Saudaraku, kalau mampu sanggalah hal ini: saya yakin doa-doa anda itu sama dengan doa-doa yang biasa dipanjatkan oleh seorang Parmalim' (penganut agama Batak animistis), kendati kedua jenis doa itu belum pernah saya dengar!" Ia tidak mampu menyanggah hal itu. Akhirnya diakuinya bahwa ia sudah dipersiapkan menjadi 'Raja adat' sejak kanak-kanak. Melalui suatu upacara penyembahan (spirituil) yang anismistis! Kakeknya adalah seorang dukun besar yang disegani.

Bapa ini menyerahkan kehidupan kepada Yesus, setelah menginsyafi bahwa 'ke-raja adat-an'nya itu tidak menolongnya dari kenyataan bahwa ia harus memelihara tiga (dari lima) orang anak yang sinting di rumahnya! Dan Puji Tuhan, Yesus menolongnya dan menyembuhkan anak-anaknya!

Di bawah ini dicantumkan berbagai jenis upacara adat Batak, yang kalau ingin aman, sebaiknya anda hindari:

  1. Ziarah ke kuburan, pasang rokok, bakar kemenyan atau 'pelean' (sesajen) lain, berdoa (berbicara dengan si mati), cuci muka;
  2. 'Mamele' di rumah, di tempat keramat, di kuburan, atau 'mamelehon namargoar', sebelum disantap atau 'marbagi-jambar';
  3. Di 'upa aatau di'ulos' i;
  4. 'Mangongkol-holi' / 'papinda saring-saring';
  5. 'Siar-siaran', (kesurupan);
  6. 'Manortor & manjalo sahal' (mangondasi), dalam upacara kematian atau pemindahan makam, kedua telapak tangan dilambaikan ke arah wajah sendiri, untuk beroleh 'sahala' atau 'sumangot' (arwah) yang mati!
  7. Menyediakan bakul berisi beras, cabang beringin dan bulir padi, kepala kerbau (upacara kematian);
  8. Menerima 'ulos-tondi' (kandungan 7-bulan );
  9. membangun/meresmikan rumah, tugu, makam, dll.;
  10. Pertunjukan sigale-gale', 'gondang', 'uning-uningan' (lebih buruk lagi jika disertai penyembahan agar pendengar atau penonton terkesan).

0 comments: